A. PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK PROSA
1.
Unsur
berarti bagian
2.
Intrinsik
berarti pembangun dari dalam
3.
Prosa
berarti karya sastra berupa cerita (karangan bebas)
Dengan demikian, unsur intrinsik prosa
berarti bagian-bagian cerita yang membangun dari dalam cerita tersebut
B.
UNSUR-UNSUR
INTRINSIK PROSA
1.
Tema
Inti
cerita
2.
Amanat
Pesan
kebaikan yang terkandung dalam cerita
3.
Penokohan
a.
Pengertian
Hal-hal yang berkaitan dengan tokoh dalam
cerita
b.
Aspek
penokohan
1)
Nama
tokoh
Nama tokoh dalam cerita
2)
Watak
tokoh
Watak yang tergambar dalam cerita
3)
Jenis
tokoh
a)
Berdasarkan
dominasi dalam cerita
(1)
Tokoh
utama
Tokoh yang dominan diceritakan
(2)
Tokoh
sampingan
Tokoh yang tidak dominan diceritakan
b)
Berdasarkan
perkembangan watak tokoh
(1)
Tokoh
statis
Tokoh dengan watak yang tidak mengalami
perubahan dari awal hingga akhir cerita
(2)
Tokoh
dinamis
Tokoh dengan watak yang mengalami
perubahan
c)
Berdasarkan
kesejalanan watak tokoh dengan amanat
(1)
Tokoh
protagonis
Tokoh dengan watak yang baik (sejalan
dengan amanat)
(2)
Tokoh
antagonis
Tokoh dengan watak yang tidak baik (tidak
sejalan dengan amanat)
(3)
Tokoh
tritagonis
Tokoh dengan watak yang menengahi
protagonis dan tritagonis
4)
Teknik
penokohan
a)
Pengertian
Cara pengarang dalam menggambarkan watak
tokoh
b)
Jenis
teknik penokohan
(1)
Penyebutan
secara langsung
Watak tokoh disebutkan langsung oleh
pengarang
Contoh:
Rudi takut menemui pamannya yang pemarah.
(2)
Tindakan
tokoh
Watak tokoh digambarkan dari
tindakannya dalam cerita
Contoh:
Mengetahui anaknya mendapat nilai 70, ia
langsung menggebrak meja, lalu memaki anaknya.
(3)
Penjelasan
tokoh lain
Watak tokoh digambarkan oleh tokoh
lain.
Contoh:
Rudi berpesan kepada adiknya,
"Hati-hati kalau bicara dengan Paman. Beliau itu pemarah."
(4) Pola pikir tokoh
Watak digambarkan oleh pola pikir tokoh
tersebut
Contoh:
Ia merasa tidak terima atas perlakuan yang
ia dapatkan. Ia pun berencana akan melakukan perhitungan dengan orang-orang di
kampungnya.
4.
Latar
a.
Pengertian
Latar adalah keterangan tentang waktu, tempat,
dan suasana dalam penggalan cerita (tahapan alur)
b.
Jenis
1)
Tempat
Tempat terjadinya penggalan cerita,
baik dalam cakupan luas (nama wilayah: Bali, Medan dsb.) maupun sempit (jenis
lokasi: teras, kelas dsb.)
2)
Waktu
Waktu terjadinya penggalan cerita, baik
dalam cakupan luas (tanggal, bulan, tahun dsb.) maupun sempit (pagi, siang,
sore dsb.)
3)
Suasana
Suasana terjadinya penggalan cerita
yang terasa pada tiap penggalan cerita (tahapan alur)
5.
Alur
a.
Pengertian
Jalan cerita berdasarkan tahapan alur
b.
Jenis
1)
Maju
Kronologi cerita disampaikan secara
berurutan, misalnya dari pagi menuju siang, kemudian sore, lalu malam
2)
Mundur
Kronologi cerita disampaikan secara mundur,
misalnya dari malam mundur ke sore, kemudian mundur lagi ke siang, lalu mundur
lagi ke pagi
3)
Campuran
Kronologi cerita disampaikan secara maju
dan mundur (bolak-balik), misalnya dari pagi menuju malam, kemudian kembali ke
siang, lalu sore
6.
Majas/gaya
bahasa
a.
Pengertian
Bahasa yang bergaya (tidak wajar
artinya)
b.
Jenis
1)
Hiperbola
a)
Pengertian
Majas yang menyatakan sesuatu dengan
kadar/nilai yang berlebihan
b)
Contoh
Ia menangis dengan air mata yang
mengalir deras.
2)
Litotes
a)
Pengertian
Majas yang menyatakan sesuatu dengan
kadar/nilai yang dikurangi
b)
Contoh
Ayah bekerja untuk mencari sesuap
nasi.
3)
Personifikasi
a)
Pengertian
Majas yang menyatakan tindakan orang (person)
yang dilakukan oleh bukan orang
b)
Contoh
Burung peliharaan ayah bernyanyi
sepanjang hari.
4)
Metafora
a)
Pengertian
Majas yang menyatakan sesuatu dengan
hal lain yang memiliki kesamaan sifat
b)
Contoh
Aku dan dia sudah sehati sejak
dulu.
5)
Ironi
a)
Pengertian
Majas pertentangan yang menyatakan
sindiran yang diawali dengan seolah-olah memuji
b)
Contoh
Sungguh pintar ya kamu, materi dasar
aja kamu belum paham-paham.
6)
Eufimisme
a)
Pengertian
Majas yang menyatakan sesuatu dengan
hal lain yang lebih halus (sopan)
b)
Contoh
Karena sudah tidak kuat menahan sakit
perut, ia pun akhirnya izin ke belakang.
7)
Simile
a)
Pengertian
Majas yang menyatakan sesuatu dengan
hal lain karena memiliki unsur kemiripan (similiar) dengan menggunakan kata
hubung seperti, bagaikan, umpama, laksana dsb
b)
Contoh
Tubuhnya kurus tinggi seperti tiang
listrik.
8)
Paradoks
a)
Pengertian
Majas yang menyatakan suatu kondisi yang
berlawanan dari yang seharusnya
b)
Contoh
Ia selalu merasa kesepian
apabila tinggal di perkotaan yang ramai.
7.
Sudut
pandang
a.
Pengertian
Sudut (posisi) penulis pandang dalam
memandang cerita
b.
Jenis
1)
SP
orang pertama
a)
Pengertian
Penulis melihat cerita dari dalam
cerita sehingga penuilis terlibat dalam cerita tersebut dengan cara menjadi salah
satu tokoh
b)
Jenis
(1)
SP
orang pertama pelaku utama
Penulis memosisikan dirinya sebagai
pelaku utama
(2)
SP
orang pertama pelaku sampingan
Penulis memosisikan dirinya sebagai
pelaku sampingan
2)
SP
orang ketiga
a)
Pengertian
Penulis melihat cerita dari luar cerita
sehingga tidak terlibat dalam cerita tersebut
b)
Jenis
(1)
SP
orang ketiga biasa (terbatas)
Penulis hanya menceritakan hal-hal yang
tampak oleh mata, seolah-olah tidak mengetahui perasaan (isi hati) dan masa
lalu tokoh dalam cerita yang dibuatnya
(2)
SP
orang ketiga serbatahu
Penulis menceritakan apa saja hingga perasaan
(isi hati) dan masa lalu tokoh dalam cerita yang dibuatnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar