A.
Contoh Teks Anekdot
Sekali
Pakai
Seorang warga Samarinda yang berprofesi sebagai sopir travel bandara, diajak ngobrol
penumpangnya yang merupakan warga negara Inggris. Si bule Inggris itu baru pertama kali ke Samarinda. Tujuannya adalah meninjau lokasi pertambangan
batubara yang ada di daerah Palaran. Ketika sampai di
Tepian Mahakam, ia melihat anak-anak bermain sepak bola di lapangan
Tepian. Si Bule Inggris pun berkomentar.
“Wah, ramai juga sepak bola di Indonesia
ya!”
“Iya, Mr. Bule. Kami ini bangsa pecinta
sepak bola.”
“Tapi menurut saya, prestasi Indonesia
tidak akan bisa mengalahkan Inggris kalau Indonesia ini masih miskin.”
“Ndak juga harus kaya kali, Mr. Brasil
aja ndak kaya-kaya amat, tapi bisa lima kali juara dunia.”
“Oh, beda itu. Orang-orang Brasil itu
banyak main di Eropa, terutama Inggris. Jadi, mereka sudah terbiasa diperlakukan
seperti orang kaya di sana."
Orang Samarinda
tampak bingung.
"E...
Kamu bingung ya? Jadi begini maksud saya. Di Liga Inggris, kami itu tidak
pelit. Uang kami banyak. Dalam satu laga, kami terbiasa menyiapkan sepuluh
bola. Meskipun bola yang terpakai cuma satu, sepuluh bola itu tidak kami pakai
lagi, langsung kami beri ke orang lain. Kaos pemain juga begitu. Kami siapkan
lima kaos tiap pemain. Sepatu pemain pun begitu. Semuanya sekali pakai.
Pokoknya kami ini kaya.”
“Ah, Mr. Bule belagu! Gitu aja sombong!
Kalau begitu urusannya, kami lebih kaya dari Inggris. Biarpun kami tidak seperti liga Inggris yang pemakaian bola, sepatu, dan kaosnya cuma
sekali pakai, kami jelas lebih kaya dari kalian."
"Ah, apa
buktinya?"
"Kalau cuma
kaos, bola, dan sepatu, itu ndak seberapa. Kami, orang Kalimantan Timur, punya
stadion internasional yang sekali pakai."
"Ah, tidak
percaya saya. Mana buktinya?"
"Itu!!!!"
sambil menunjuk Stadion Palaran.
Si Bule pun
hanya terdiam dan malu melihat betapa kayanya Kaltim yang memiliki stadion bertaraf
Internasional hanya untuk sekali pakai.
Penguasa Dunia
Dua
pemuda Yahudi cerdas lagi nongkrong di kafe, ngopi sambil diskusi serius. Salah
satunya membuka tas dan mengeluarkan setumpuk kertas tebal.
“Bro,
aku baru selesai nulis buku. Judulnya Rahasia Jadi Penguasa Dunia. Kalau bangsa
kita jalanin isi buku ini, yakin deh, kita bakal pimpin peradaban.”
Temannya
penasaran, membaca sekilas, lalu mendelik.
“Lho,
ini… kok kayak déjà vu? Kayaknya aku pernah baca. Jangan-jangan ini isinya dari
kitab orang Islam?”
“Yo a,
bener banget, Bro! Semua aku comot dari Al-Qur’an.”
“Lah,
terus kamu nggak takut ketahuan?”
“Ketahuan
apanya? Santai aja, aman."
"Aman gimana?"
"Orang Islam itu kebanyakan seneng
bacanya aja. Kalau sudah baca, mereka bakal tenang karena ngerasa udah dapat
banyak pahala buat bekal masuk surga. Atau mentok-mentoknya, paling baca quran
buat dilombakan."
"Lomba apa?"
"Ada lomba merdu-merduan suara, ada lomba banyak-banyakan hafalan,
ada juga lomba
cepat-cepat dan banyak-banyakan khataman, terutama kalau bulan Ramadan."
"Jadi, mereka gak paham isinya ya?"
"Kebanyakan sih gitu! Kalaupun paham, ya gak diamalkan, terutama ayat-ayat
yang ada ilmu pengetahuannya. Bagi mereka,
yang penting itu akhirat. Kalau ilmu pengetahuan, itu cuma untuk kehidupan
dunia. Apalagi untuk memahami ayat-ayat ilmu pengetahuan itu kan perlu akal,
nah, mereka itu paling anti kalau harus pake akal buat memahami Al Quran.”
"Wk wk wk wk…. Bener juga ya!”
“Pokoknya kalau urusan ngamalin al Quran, tujuan mereka itu
mentok-mentoknya biar masuk surga."
"Wk wk wk wk…. Iya, iya. Aku tahu itu."
"Kamu tahu pentingnya persatuan kan?"
"Iya. Kenapa emang?"
"Dalam Al Quran, persatuan itu ditekankan banget. Tapi nyatanya? Mereka
justru paling sering kelahi antarormas atau antaraliran. Pokoknya kalau udah fanatik sama aliran atau tokoh tertentu, mereka
bakal siap mati, dah! Iya, kan?"
"Wk wk wk… Iya, iya. Bener
banget itu, bro!"
"Perintah kerja keras ada juga kan
kubahas?"
"Iya, ada tadi."
"Itu juga sama. Bagi mereka, kerja keras itu justru bakal bikin
mereka lupa dengan kehidupan akhirat. Buat apa mengejar dunia? Itu cuma
sementara. Atau kalau nggak, yang penting soleh, rajin doa, nanti keajaiban
rezeki bakal datang sendiri."
"Wk wk wk wk…. Itu konyol banget sih, bro…"
"Makanya aku gak takut."
“Wuih…. Kelas memang. Ternyata itu alasanmu? Iya, iya, iya…. Pantes
aja kamu bisa dapat gelar doktor bidang teologi.
Pemikiranmu terbukti cerdas, kritis, sekaligus
sadis.”
"Wk wk wk wk…." tawa mereka pun pecah bersamaan.
Akhirnya,
naskah buku itu pun diterima
penerbit, dan laris manis
di pasaran. Bahkan pembelinya bukan hanya dari kalangan mereka,
melainkan juga dari kalangan umat Islam. Apakah itu untuk dibaca? Belum tentu!
Yang penting bisa dipajang di lemari buku yang ada di ruang tamu.
B.
Pengertian
Teks
cerita lucu yang mengandung pesan sindiran.
C.
Struktur (susunan)
1.
Abstraksi à Gambaran
2.
Orientasi à Pengenalan
3.
Krisis à Masalah
4.
Reaksi à Tanggapan
5.
Koda à Penutup
D.
Ciri kebahasaan
1.
Menggunakan kalimat yang menyatakan masa
lalu
2.
Menggunakan kalimat retoris
3.
Menggunakan konjungsi waktu dan sebab
akibat
4.
Menggunakan kata kerja aksi
5.
Menggunakan kalimat perintah dan atau
seru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar